Protes Red Bull Menjadi Titik Awal Dari Kontroversi Utama Yang Menyelimuti Pagelaran F1 Grand Prix Kanada 2025. Di mana. tim asal Milton Keynes tersebut melayangkan keberatan resmi terhadap dua tindakan yang di lakukan oleh pembalap Mercedes, George Russell. Yang mana, di nilai mencurigakan dan berpotensi melanggar regulasi. Tuduhan pertama menyebut bahwa Russell melakukan pengereman mendadak secara ekstrem ketika berada di belakang safety car. Menurut pandangan Red Bull, tindakan itu di lakukan dengan maksud memancing Max Verstappen agar tampak menyalip secara ilegal. Sehingga, Max layak menerima hukuman karena tampak menyalip tersebut. Kemudian, tuduhan kedua berkaitan dengan gestur Russell yang terlihat sengaja menoleh ke kaca spion. Hal ini seolah memastikan posisi Verstappen di belakangnya sebelum melakukan manuver tersebut. Selain itu, Protes Red Bull juga menyoroti isi komunikasi radio Russell. Seperti yang terdengan, ini di anggap sengaja di arahkan kepada pengawas balapan untuk menciptakan kesan bahwa Verstappen telah melakukan pelanggaran.
Maka dari itu, ketiga unsur ini mulai dari pengereman, pandangan ke spion, dan percakapan radio menjadi rangkaian tindakan yang menurut Red Bull mencerminkan strategi manipulatif. Hal ini tentu bertujuan untuk menjatuhkan lawan secara tidak sportif. Dalam menyampaikan Protes Red Bull secara resmi kepada FIA, perwakilan tim termasuk Stephen Knowles, Gianpiero Lambiase, serta Verstappen sendiri membawa sejumlah bukti kuat. Di mana, mereka menghadirkan data telemetri dan rekaman video dari dalam mobil Russell. Hal ini tentu bertujuan untuk membuktikan bahwa pengereman yang di lakukan sangat tajam dan tidak sesuai dengan norma saat berada di belakang safety car.
Selain itu, bukti visual menunjukkan Russell memeriksa spion sebelum menginjak rem. Hal ini di tafsirkan sebagai indikasi bahwa tindakannya bersifat strategis dan di sengaja, bukan reaksi spontan. Unsur komunikasi radio pun di masukkan dalam Protes Red Bull dengan alasan bahwa Russell berusaha menciptakan persepsi di mata pengawas bahwa Verstappen bersalah.
Protes Red Bull Tidak Berhenti Pada Bukti Teknis Semata
Protes Red Bull Tidak Berhenti Pada Bukti Teknis Semata, tetapi juga mengarah pada interpretasi niat. Mereka meyakini bahwa ketiga elemen tersebut merupakan satu rangkaian taktik yang di rancang untuk menciptakan ilusi pelanggaran dari Verstappen. Dengan menekankan kombinasi tersebut, Protes Red Bull berupaya menggambarkan bahwa perilaku Russell telah melampaui batas sportifitas. Lebih lanjut, mereka menilai bahwa Russell telah memanfaatkan celah dalam regulasi untuk memperoleh keuntungan. Juga, sembari berusaha menggiring opini steward agar menjatuhi hukuman kepada pembalap Red Bull.
Meskipun demikian, Mercedes membalas tuduhan tersebut dengan penjelasan rinci. Dalam forum resmi klarifikasi, tim Mercedes menghadirkan Ron Meadows, Andrew Shovlin, dan George Russell sendiri. Mereka mengungkapkan bahwa pengereman secara berkala merupakan praktik umum yang di gunakan pembalap untuk menjaga suhu optimal pada rem dan ban selama fase safety car. Dalam hal ini, Russell sendiri menyampaikan bahwa ia merasa terlalu dekat dengan mobil safety car dan memberi isyarat kepada Bernd Mayländer untuk mempercepat laju kendaraan. Mercedes menegaskan bahwa tidak ada niat tersembunyi dalam tindakan Russell. Bahkan, Mercedes menyatakan bahwa pandangan Russell ke kaca spion semata-mata di lakukan untuk menghindari tabrakan.
Kemudian, menanggapi tuduhan komunikasi radio, Mercedes menegaskan bahwa Russell hanya melaporkan peristiwa yang sebenarnya. Di mana, laporan tersebut yaitu Verstappen sempat melewatinya, tanpa adanya upaya untuk memprovokasi tindakan disipliner dari steward. FIA sendiri, melalui pernyataan dari Tim Malyon, menjelaskan bahwa pengereman berkala di belakang safety car memang merupakan praktik yang dapat di terima dan telah lama di mengerti sebagai bagian dari strategi balapan. Ia juga menyampaikan bahwa pengawas balapan memberikan toleransi terhadap aturan mengenai jarak antar kendaraan selama fase ini. Di mana, ini dengan batas toleransi hingga sepuluh panjang mobil. Sehingga, ini menjadi dasar bagi para steward untuk menilai bahwa tidak terdapat pelanggaran eksplisit atau niat buruk dalam tindakan Russell.
Di Tolak Secara Menyeluruh Oleh Panel Steward
Seluruh protes Red Bull Di Tolak Secara Menyeluruh Oleh Panel Steward yang terdiri dari Gerd Ennser, Matthew Selley, Enrique Bernoldi, Natalie Corsmit, dan Marcel Demers. Di mana, mereka menilai bahwa pengereman Russell tidak dapat di kategorikan sebagai tindakan yang berlebihan atau di sengaja. Selain itu, komunikasi radio Russell juga di nilai tidak memuat unsur ketidaksportifan karena hanya bersifat laporan fakta. Dalam keputusan resminya, panel menambahkan bahwa tindakan Russell di lintasan tidak menunjukkan indikasi perilaku tidak adil. Oleh karena itu, semua elemen dari Protes Red Bull di anggap tidak memiliki dasar yang cukup kuat untuk di jadikan alasan menjatuhkan hukuman. Namun uniknya, salah satu poin yang sempat di tekankan Christian Horner mengenai jarak lebih dari sepuluh mobil dari safety car tidak di bahas secara panjang lebar dalam dokumen resmi FIA.
Hal ini kemungkinan besar karena Red Bull sendiri akhirnya menarik bagian dari Protes Red Bull tersebut setelah mengetahui bahwa Russell sebenarnya mengikuti delta waktu sesuai regulasi. Apalagi, kecepatan mobil safety car selama balapan berlangsung cukup bervariasi. Sehingga, menyulitkan dalam menilai jarak secara objektif dan konsisten. Selain Protes Red Bull yang menyita perhatian, para steward juga harus menangani insiden lain yang terjadi antara dua pembalap McLaren. Di mana, benturan antar rekan satu tim ini mendorong sesi investigasi tambahan. Namun, berbeda dengan kompleksitas Protes Red Bull, sesi klarifikasi antara pihak McLaren berlangsung lebih cepat dan tanpa perdebatan berarti. Norris langsung mengakui kesalahannya dengan menyatakan bahwa ia mengira terdapat ruang untuk menyalip. Namun, kesadarannya datang terlambat sehingga menimbulkan tabrakan dengan Piastri. Berdasarkan pengakuan tersebut, para steward menyimpulkan bahwa Norris sepenuhnya bertanggung jawab atas insiden itu.
Karena tabrakan tersebut tidak mengakibatkan kerusakan berat dan Piastri tetap mampu menyelesaikan lomba tanpa hambatan besar. Maka, sanksi yang di jatuhkan kepada Norris terbatas pada hukuman waktu selama lima detik.
Tidak Cukup Kuat Untuk Membuktikan Pelanggaran Yang Di Tuduhkan
Grand Prix Kanada 2025 menjadi gambaran jelas bahwa dinamika dan ketegangan dalam Formula 1 tidak selalu berhenti setelah balapan usai. Bahkan setelah mobil-mobil kembali ke pit, kontroversi dan evaluasi dapat berlanjut dalam ruang keputusan steward. Dalam kasus terpisah, upaya Red Bull untuk protes dan menggugat perilaku Russell juga berakhir tanpa keberhasilan. Meskipun telah mempersiapkan dokumen, data, serta interpretasi kejadian dengan sangat terperinci. Namun argumen dari pihak Red Bull di nilai Tidak Cukup Kuat Untuk Membuktikan Pelanggaran Yang Di Tuduhkan.
Penolakan menyeluruh dari pihak steward terhadap keberatan tersebut menunjukkan bahwa dalam dunia balap profesional, keputusan akhir sangat di pengaruhi oleh interpretasi menyeluruh. Ini khususnya terhadap bukti teknis, kondisi saat kejadian, serta niat pembalap di balik setiap manuver. Peristiwa ini menegaskan pentingnya objektivitas dalam pengambilan keputusan. Yang mana, ini mengingat opini publik dan tekanan dari media sering kali tidak mencerminkan kenyataan teknis di lapangan. Di tengah teknologi canggih dan ketatnya persaingan, keputusan yang menyangkut etika balap harus tetap bersandar pada aturan yang adil dan bukti yang konkret. Ini sebagaimana tercermin dalam penanganan Protes Red Bull.