Sorotan Publik Dan Lembaga Pengawas
Sorotan Publik Dan Lembaga Pengawas, pengadaan Chromebook senilai Rp 9,9 triliun di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi sorotan tajam publik dan lembaga pengawas terkait transparansi dan akuntabilitasnya. Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai bahwa proses pengadaan ini sarat dengan kejanggalan, termasuk tidak adanya rencana pengadaan yang jelas dalam Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) milik LKPP, serta minimnya transparansi mengenai daftar sekolah penerima bantuan. Hal ini membuka potensi korupsi karena pengadaan bisa melebihi kebutuhan nyata di lapangan.
Publik dan tokoh masyarakat juga mengkritisi kurangnya keterbukaan informasi terkait proses tender, spesifikasi teknis, nilai kontrak, dan identitas vendor pemenang. Ketua Badko HMI Sumut, Abdul Rahman, menyatakan bahwa informasi tersebut sulit di akses secara terbuka, padahal proyek ini menggunakan dana publik yang seharusnya di awasi oleh masyarakat luas. Harga satuan laptop yang di nilai tidak wajar menimbulkan dugaan mark-up dan pemborosan anggaran.
Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah menyelidiki kasus ini dengan fokus pada lima vendor yang di duga terlibat dalam pengadaan. Penyidik juga menelusuri peran pejabat pembuat komitmen (PPK), kuasa pengguna anggaran, serta staf khusus menteri, bahkan membuka kemungkinan pemeriksaan mantan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim sebagai pengguna anggaran. ICW menekankan bahwa penyidikan tidak boleh hanya menyasar pelaku level bawah karena staf khusus tidak memiliki kewenangan langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang kini memimpin Kemendikbudristek berjanji akan kooperatif dalam membantu penyidikan dan melakukan evaluasi menyeluruh atas distribusi. Serta capaian program digitalisasi pendidikan 2019-2024. Kementerian juga berkewajiban memberikan akuntabilitas publik atas penggunaan anggaran negara, meskipun pimpinan telah berganti. Evaluasi dan transparansi ini menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik dan memastikan pengelolaan anggaran pendidikan yang lebih baik di masa depan.
Menimbang Ulang Strategi Transformasi Digital Pendidikan
Menimbang Ulang Strategi Transformasi Digital Pendidikan, pengadaan Chromebook dengan anggaran triliunan rupiah untuk mendukung transformasi digital pendidikan di Indonesia menghadirkan berbagai tantangan dan pertanyaan mengenai efektivitas output yang di hasilkan. Meskipun dana yang di alokasikan sangat besar, realita pemanfaatan Chromebook di sekolah-sekolah masih menunjukkan hasil yang minim dan belum optimal. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan infrastruktur. Seperti jaringan listrik dan koneksi internet yang belum merata dan stabil di banyak sekolah, terutama di daerah terpencil. Kondisi ini menyebabkan Chromebook yang seharusnya mendukung pembelajaran digital tidak dapat di gunakan secara maksimal.
Selain itu, pengetahuan dan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis digital. Seperti Chromebook juga masih terbatas. Berbagai program pelatihan dan sosialisasi telah di lakukan untuk meningkatkan literasi digital guru dan siswa. Namun proses adaptasi teknologi ini memerlukan waktu dan dukungan berkelanjutan agar dapat memberikan dampak signifikan terhadap kualitas pembelajaran.
Di beberapa daerah, seperti Kabupaten Minahasa Utara, pengadaan Chromebook telah berhasil menunjang pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) secara serentak di tingkat SD dan SMP, yang sebelumnya terkendala fasilitas. Hal ini menunjukkan potensi positif dari program digitalisasi pendidikan jika di dukung dengan perencanaan dan implementasi yang tepat.
Namun, masih banyak sekolah yang belum sepenuhnya siap secara teknis maupun sumber daya manusia untuk mengoptimalkan penggunaan Chromebook. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi transformasi digital pendidikan agar anggaran besar yang telah dikeluarkan dapat menghasilkan output yang nyata dan berkelanjutan.
Perbaikan infrastruktur, peningkatan kapasitas guru, serta pengembangan konten pembelajaran digital yang relevan menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan menimbang ulang dan memperbaiki strategi, transformasi digital pendidikan dapat benar-benar menjadi solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mencetak sumber daya manusia unggul di era teknologi. Inilah beberapa penjelasan mengenai Pengadaan.