Penemuan Makam Tutankhamun
Penemuan Makam Tutankhamun Di Lembah Para Raja

Penemuan Makam Tutankhamun Di Lembah Para Raja

Penemuan Makam Tutankhamun Di Lembah Para Raja

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Penemuan Makam Tutankhamun
Penemuan Makam Tutankhamun Di Lembah Para Raja

Penemuan Makam Tutankhamun Di Lembah Para Raja, Mesir, Pada Tahun 1922 Merupakan Hasil Dari Upaya Gigih Howard Carter. Pada penemuan ini tidak hanya menjadi tonggak sejarah dalam dunia arkeologi, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan Mesir Kuno.

Carter memulai eksplorasinya di wilayah ini pada awal abad ke-20, di tengah minat besar dunia terhadap Mesir Kuno. Pada saat itu, sebagian besar makam firaun telah di temukan atau di jarah sejak ribuan tahun sebelumnya. Namun, Carter meyakini bahwa makam Tutankhamun, seorang firaun muda dari Dinasti ke-18, masih tersembunyi di suatu tempat.

Untuk membiayai penggalian yang memakan biaya besar, Carter mendapatkan dukungan dari George Herbert, Earl of Carnarvon. Mulai tahun 1917, mereka secara sistematis menggali wilayah Lembah Para Raja, tetapi hasilnya tidak membuahkan penemuan signifikan selama bertahun-tahun. Lord Carnarvon hampir kehilangan harapan dan memutuskan untuk menghentikan pendanaan. Namun, Carter berhasil meyakinkannya untuk mendukung satu musim penggalian terakhir.

Pada 4 November 1922, keberuntungan akhirnya berpihak pada mereka. Seorang anggota tim menemukan sebuah tangga yang mengarah ke pintu masuk makam yang tersegel, dengan nama Tutankhamun terukir di permukaannya. Penemuan Makam Tutankhamun memicu antusiasme besar di dunia arkeologi, karena pintu makam menunjukkan bahwa tempat itu hampir tidak tersentuh oleh penjarah.

Setelah membuka segel makam pada 26 November 1922, Carter dan timnya melihat pemandangan yang luar biasa: ruangan penuh harta karun yang tertata rapi. Penemuan Makam Tutankhamun menjadi titik awal penggalian panjang selama satu dekade untuk mendokumentasikan dan mengamankan semua artefak yang di temukan di dalam makam.

Isi Dari Penemuan Makam Tutankhamun

Isi Dari Penemuan Makam Tutankhamun, yang di temukan oleh Howard Carter pada tahun 1922, merupakan salah satu makam kerajaan Mesir Kuno yang paling lengkap dan terpelihara. Di kenal dengan kode KV62, makam ini berisi lebih dari 5.000 artefak yang memberikan wawasan luar biasa tentang kehidupan dan kepercayaan orang Mesir Kuno.

Meskipun ukuran makamnya relatif kecil di bandingkan dengan makam firaun lainnya, isi makam ini sangat mengesankan. Ruangan pertama yang di temukan adalah ruang depan (antechamber), yang di penuhi berbagai barang berharga. Di antaranya terdapat kursi singgasana berlapis emas, kereta perang, patung-patung dewa, tempat tidur, dan kotak-kotak berisi barang pribadi firaun. Semua barang ini di atur untuk mendukung kehidupan Tutankhamun di alam baka, sesuai dengan kepercayaan Mesir Kuno.

Ruangan terpenting adalah ruang pemakaman, yang menjadi tempat penyimpanan sarkofagus dan peti mati emas Tutankhamun. Di dalam peti mati tersebut, jasad sang firaun di simpan dengan balutan kain linen dan di hiasi berbagai perhiasan. Topeng emas Tutankhamun, yang di kenakan di wajah muminya, menjadi salah satu artefak paling ikonis dalam sejarah arkeologi. Topeng ini di hiasi batu permata dan lapisan emas murni, melambangkan keabadian dan status kerajaan.

Di ruangan lain, yang di sebut ruang harta (treasury), di temukan patung-patung kecil, perahu ritual, dan wadah kanopi yang menyimpan organ dalam firaun. Selain itu, terdapat patung Anubis, dewa pelindung pemakaman, yang berjaga di pintu masuk ruangan ini.

Setiap benda di dalam makam tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga nilai religius yang mendalam. Mereka melambangkan keyakinan Mesir Kuno tentang kehidupan setelah kematian dan perjalanan jiwa menuju keabadian. Artefak-artefak ini juga memberikan wawasan tentang teknologi, seni, dan kemewahan yang ada pada masa Dinasti ke-18.

Makam Tutankhamun, dengan segala isinya, menjadi bukti kehebatan peradaban Mesir Kuno dan tetap memukau dunia hingga saat ini.

Firaun Muda

Tutankhamun, sering di sebut sebagai Firaun Muda, adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Mesir Kuno, meskipun masa pemerintahannya sangat singkat dan penuh misteri. Ia naik takhta pada usia sembilan tahun, menggantikan ayah angkatnya, Akhenaten, yang terkenal dengan reformasi agama monoteistiknya yang memperkenalkan penyembahan dewa Aton. Setelah kematian Akhenaten, Mesir mengalami ketidakstabilan politik dan agama yang besar, yang turut memengaruhi pemerintahan Tutankhamun.

Sebagai seorang firaun muda, Tutankhamun tidak memiliki banyak kekuasaan pribadi. Pemerintahan Mesir pada masa itu kemungkinan besar di kelola oleh para pejabat tinggi, seperti ayah angkatnya, dan para pejabat kerajaan yang berpengaruh. Pada masa pemerintahannya, agama kembali ke sistem politeistik tradisional dengan penyembahan dewa-dewa besar Mesir, terutama Amun. Hal ini menunjukkan bahwa Tutankhamun mungkin lebih sebagai simbol pemulihan stabilitas negara ketimbang seorang pemimpin aktif dalam pengambilan keputusan besar.

Tutankhamun memerintah Mesir hanya selama sekitar sepuluh tahun, dan ia meninggal pada usia 19 tahun, dalam keadaan yang misterius. Penyebab kematiannya belum pasti hingga saat ini, dengan teori yang berkembang mulai dari infeksi akibat patah kaki hingga kelainan genetik yang di sebabkan oleh perkawinan sedarah dalam keluarga kerajaan. Meskipun kematiannya muda dan penuh tanda tanya, kematiannya tetap memiliki dampak besar karena makamnya yang di temukan hampir tidak terjamah oleh perampok kuburan.

Makam Tutankhamun yang di temukan pada tahun 1922 oleh Howard Carter mengungkapkan kekayaan dan kemewahan yang luar biasa. Yang mungkin mencerminkan status raja Mesir, meskipun masa pemerintahannya relatif singkat. Penemuan ini memberi gambaran tentang kehidupan kerajaan Mesir Kuno, serta menyiratkan bahwa meskipun Tutankhamun adalah firaun yang tidak begitu di kenal dalam sejarah.  Makamnya yang luar biasa menjadikannya salah satu firaun paling terkenal.

Membawa Dampak Yang Sangat Besar

Penemuan makam Tutankhamun oleh Howard Carter pada tahun 1922 Membawa Dampak Yang Sangat Besar, baik dalam dunia arkeologi maupun budaya populer. Penemuan ini tidak hanya mengungkapkan kekayaan luar biasa dari sebuah makam kerajaan Mesir. Tetapi juga memicu minat yang mendalam terhadap peradaban Mesir Kuno di seluruh dunia.

Pertama-tama, temuan ini memperkaya pemahaman kita tentang Mesir Kuno. Dengan menemukan lebih dari 5.000 artefak, termasuk perhiasan, kereta perang, senjata. Dan perabotan rumah tangga, arkeolog dan sejarawan dapat mengakses informasi berharga mengenai kehidupan sehari-hari firaun, serta agama dan kepercayaan mereka. Harta karun yang di temukan di makam ini memberi gambaran tentang kemewahan dan keahlian seni yang di miliki oleh peradaban Mesir. Serta praktik pemakaman yang sangat terperinci, yang berkaitan dengan perjalanan jiwa menuju kehidupan setelah kematian.

Penemuan ini juga memberi wawasan lebih dalam tentang peran raja-raja muda dalam sejarah Mesir. Meskipun Tutankhamun memerintah pada usia yang sangat muda dan masa pemerintahannya relatif singkat. Makamnya yang utuh mengungkapkan betapa besar penghargaan yang di berikan kepada firaun, bahkan bagi mereka yang mungkin tidak terlibat langsung dalam keputusan politik besar.

Selain dampak ilmiah, penemuan makam ini juga memicu fenomena budaya yang di sebut “demam Mesir.” Penemuan ini menjadi sorotan media internasional dan membangkitkan minat besar terhadap seni dan kebudayaan Mesir Kuno. Banyak karya seni, desain, dan mode terinspirasi oleh estetika Mesir. Sementara topeng emas Tutankhamun menjadi simbol yang sangat ikonik dan mudah di kenali.

Namun, penemuan ini juga membawa mitos dan kontroversi, termasuk cerita mengenai “kutukan firaun,” yang berkembang setelah beberapa orang yang terlibat dalam penggalian meninggal dengan cara yang misterius. Meskipun kutukan tersebut tidak memiliki bukti ilmiah, cerita ini memperkuat aura misteri yang mengelilingi makam Tutankhamun. Itulah tadi beberapa ulasan mengenai Penemuan Makam Tutankhamun.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait