Stabilitas Inflasi: Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Stabilitas Inflasi Menjadi Salah Satu Pencapaian Menonjol Yang Berhasil Di Raih Pemerintah Indonesia Di Tengah Ketidakpasitan Ekonomi Global. Yang mana, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa keberhasilan ini mencerminkan efektivitas kebijakan ekonomi yang di terapkan secara konsisten dan terarah. Di mana, berdasarkan laporan yang di rilis oleh Badan Pusat Statistik atau BPS, tingkat inflasi di Indonesia selama tahun tersebut tercatat sebesar 1,57%. Angka ini, tercatat jauh lebih rendah di bandingkan dengan target yang telah di tentukan sebelumnya. Di mana, angka yang di tentukan berada dalam rentang 1,5% hingga 3,5%. Sehingga, keberhasilan mempertahankan stabilitas inflasi ini menjadi indikasi tersendiri. Yang mana, ini berarti bahwa berbagai strategi yang di terapkan pemerintah mampu menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan secara optimal. Kemudian, dengan kondisi inflasi yang tetap terkendali, daya beli masyarakat dapat tetap terjaga. Ini pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selanjuntya, pencapaian ini juga membuktikan bahwa koordinasi kebijakan yang di jalankan oleh pemerintah telah berdampak positif. Yang mana, upaya ini baik dalam aspek fiskal maupun moneter terhadap perekonomian nasional. Hal ini mengingat, pencapaian stabilitas inflasi ini tidak terlepas dari upaya pemerintah. Terutama, dalam menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan di pasar. Kemudian, Sri Mulyani menyatakan bahwa salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap rendahnya inflasi adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil pada angka 5%. Sehingga, dengan menjaga keseimbangan ini menjadi tantangan tersendiri. Hal ini mengingat banyak negara lain mengalami lonjakan inflasi yang tinggi akibat ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan.
Maka dari itu, kebijakan yang di terapkan ini mampu memberikan dampak positif terhadap stabilitas inflasi di Indonesia. Mengingat di tengah situasi global yang tidak menentu, stabilitas inflasi di Indonesia menjadi semakin bernilai.
Pemerintah Berhasil Mempertahankan Stabilitas Inflasi
Sri Mulyani menyoroti bahwa banyak negara di dunia mengalami lonjakan inflasi yang signifikan. Yang mana, ini berimbas pada kenaikan suku bunga secara drastis. Namun, melalui koordinasi yang kuat dalam mengatur harga berbagai barang dan jasa. Dalam hal ini, Pemerintah Berhasil Mempertahankan Stabilitas Inflasi. Di mana, langkah-langkah strategis yang di ambil seperti optimalisasi kebijakan fiskal dan pengelolaan harga bahan pokok menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas inflasi nasional. Di sisi lain, stabilitas inflasi yang terjaga di level rendah juga di harapkan dapat menjadi pendorong utama. Hal ini terutama, dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi yang lebih ambisius. Kemudian, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Yang mana, sasaran ini dapat tercapai dengan mempertahankan stabilitas inflasi sebagai fondasi utama. Sehingga, dengan inflasi yang rendah, maka daya beli masyarakat dapat terjaga. Ini pada akhirnya dapat mendorong konsumsi dan investasi. Yang mana, dua faktor ini sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
Kemudian, dari sisi produksi atau suplai, stabilitas inflasi juga tercermin dalam pemulihan sektor manufaktur pasca-pandemi. Di mana, Sri Mulyani mengamati bahwa sektor ini mengalami pemulihan yang cukup merata. Meskipun hal ini masih menghadapi tantangan besar, terutama akibat persaingan global yang semakin ketat. Sedangkan, sektor manufaktur yang banyak menyerap tenaga kerja menghadapi tekanan dari kondisi ekonomi dunia yang melemah. Ini berdampak pada ekspor produk seperti alas kaki, produk berbasis tekstil, dan tekstil itu sendiri. Maka dari itu, untuk memastikan stabilitas inflasi tetap terjaga. Maka, di perlukan langkah-langkah konkret harus di ambil guna mendukung daya saing sektor manufaktur nasional.
Sementara itu, laporan terbaru dari BPS mencatat bahwa pada bulan Desember 2024 terjadi inflasi sebesar 0,44% secara bulanan. Yang mana, kenaikan ini tercermin dari peningkatan Indeks Harga Konsumen yang bertambah dari 106,33 pada bulan November menjadi 106,80 pada bulan Desember.
Terjadi Peningkatan Pada Bulan Yang Sama Pada Tahun Sebelumnya
Pudji Ismartini selaku Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS mengungkapkan temuannya. Yang mana, ia menyebutkan bahwa inflasi tahunan pada bulan tersebut mencapai 1,57%. Ini menunjukkan stabilitas inflasi jika di bandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kemudian, BPS juga mencatat bahwa inflasi bulanan pada Desember 2024 lebih tinggi di bandingkan dengan bulan sebelumnya. Serta, Terjadi Peningkatan Pada Bulan Yang Sama Pada Tahun Sebelumnya. Sehingga, hal ini menunjukkan adanya kenaikan harga yang lebih signifikan pada akhir tahun. Sementara itu, salah satu kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi bulan tersebut adalah tembakau, minuman, dan makanan. Yang mana, kategori ini mengalami inflasi sebesar 1,33% dengan kontribusi sebesar 0,38% terhadap total inflasi. Kemudian, komoditas yang mendominasi kenaikan harga antara lain cabai merah dan telur ayam ras. Yang mana, masing-masing tersebut menyumbang 0,06% terhadap inflasi.
Selanjutnya, komoditas lain yang turut berperan dalam kenaikan inflasi meliputi minyak goreng, bawang merah, cabai rawit, dan ikan segar. Masing-masing komoditas tersebut memiliki kontribusi sebesar 0,03%. Di sisi lain, beras, daging ayam ras, sawi hijau, dan bawang putih juga turut andil dengan sumbangan masing-masing sebesar 0,01% terhadap inflasi. Sehingga, stabilitas inflasi tetap menjadi perhatian utama pemerintah dalam mengantisipasi kenaikan harga barang. Yang mana, ini berpotensi memengaruhi daya beli masyarakat. Kemudian, inflasi bulan Desember 2024 juga di pengaruhi oleh beberapa komponen harga yang berbeda. Di mana, komponen inti ini mencerminkan kecenderungan inflasi dalam jangka panjang tanpa di pengaruhi faktor musiman. Inflasi ini kemudian, mencatat nilai sebesar 0,17% dengan kontribusi terhadap total inflasi sebesar 0,11%.
Yang mana, beberapa barang yang masuk dalam kategori inti ini antara lain kopi bubuk, emas perhiasan, dan minyak goreng. Sehingga, faktor-faktor ini menunjukkan bahwa stabilitas inflasi tetap menjadi tantangan yang harus di kelola dengan baik. Hal ini tentu bertujuan agar tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Efektivitas Kebijakan Pemerintah Dalam Mengendalikan Harga-Harga
Secara keseluruhan, capaian stabilitas inflasi sepanjang tahun 2024 mencerminkan Efektivitas Kebijakan Pemerintah Dalam Mengendalikan Harga-Harga. Serta, hal ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Sehingga, konsistensi dalam penerapan strategi ekonomi serta koordinasi kebijakan yang harmonis antara berbagai sektor telah memungkinkan pemerintah untuk menjaga inflasi tetap terkendali. Maka dari itu, keberlanjutan dari kondisi ini sangat di harapkan agar dapat menjadi fondasi kuat. Terutama, dalam mencapai sasaran ekonomi yang lebih ambisius di masa mendatang.
Selain berperan dalam melindungi daya beli masyarakat, stabilitas inflasi juga berkontribusi besar dalam menciptakan iklim. Hal ini khususnya terhadap investasi yang lebih menarik serta memperkuat fundamental pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, dengan memastikan agar inflasi tetap stabil harus terus menjadi salah satu prioritas utama. Hal ini terutama dalam setiap kebijakan ekonomi yang di jalankan pemerintah. Yang pada akhirnya, berguna menciptakan ketahanan ekonomi yang lebih solid. Dengan demikian, keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan terkendali dapat terus terjaga dalam jangka panjang. Ini akhirnya akan memberikan manfaat luas bagi seluruh masyarakat dan sektor industri akibat dari Stabilitas Inflasi.