LiputanMedia24

Berita Terbaru & Terupdate Viral

Travel

Pemakaman Langit Sebuah Ritual Tradisional Tibet Mongolia

Pemakaman Langit Sebuah Ritual Tradisional Tibet Mongolia
Pemakaman Langit Sebuah Ritual Tradisional Tibet Mongolia

Pemakaman Langit Adalah Sebuah Ritual Pemakaman Tradisional Yang Di Praktikkan Oleh Komunitas Tibet Mongolia. Dan beberapa daerah di India dan China. Ritual ini di dasarkan pada keyakinan Buddhis bahwa tubuh manusia hanyalah sebuah wadah sementara. Yang tidak lagi di perlukan setelah kematian. Oleh karena itu mereka percaya bahwa tubuh harus di kembalikan ke alam. Dengan cara yang paling efisien dan bermanfaat. Yaitu dengan memberikan tubuh kepada burung pemakan bangkai terutama burung nasar. Ritual ini di lakukan di tempat yang tinggi. Di mana tubuh yang telah meninggal di serahkan kepada alam. Dan burung-burung tersebut untuk di makan.

Proses pemakaman di mulai dengan persiapan tubuh oleh seorang ahli pemakaman yang di sebut sebagai Ragyapa. Tubuh terlebih dahulu di bawa ke tempat pemakaman yang biasanya berupa area terbuka di pegunungan. Di tempat tersebut tubuh akan di potong menjadi bagian kecil oleh Ragyapa. Untuk memudahkan burung nasar memakannya. Bagian tubuh ini kemudian di biarkan di alam terbuka. Dan burung nasar yang sudah menunggu akan segera turun untuk memakan sisa-sisa tubuh tersebut. Proses ini di anggap sebagai tindakan pengorbanan terakhir. Di mana tubuh manusia menjadi sumber kehidupan bagi makhluk lain.

Pemakaman Langit bukan hanya sekedar ritual pemakaman. Tetapi juga cerminan dari pandangan dunia. Dan filosofi hidup komunitas yang mempraktikkannya. Tradisi ini menunjukkan sikap yang mendalam terhadap kematian sebagai bagian alami dari siklus kehidupan. Melalui ritual ini masyarakat Tibet dan sekitarnya. Menegaskan hubungan mereka dengan alam dan kepercayaan. Bahwa kehidupan berlanjut dalam bentuk yang berbeda setelah kematian. Meskipun bagi sebagian orang di luar budaya ini. Ritual Pemakaman Langit mungkin terlihat aneh atau bahkan mengerikan. Bagi masyarakat yang mempraktekkannya ini adalah cara yang paling luhur.

Awal Mula Pemakaman Langit

 Buddhisme Tibet mengajarkan konsep ketidakkekalan. Di mana tubuh fisik di anggap hanya sebagai sarana sementara. Yang harus di lepaskan setelah kematian. Dalam pandangan ini jiwa atau kesadaran yang sejati telah meninggalkan tubuh. Dan yang tersisa hanyalah materi yang tidak bernilai. Awal Mula Pemakaman Langit berakar dalam sejarah. Dan kepercayaan spiritual masyarakat Tibet dan beberapa suku di sekitarnya. Praktik ini di perkirakan telah ada sejak ribuan tahun lalu seiring dengan berkembangnya ajaran Buddhisme di Tibet.

Tradisi Pemakaman Langit kemungkinan besar juga berkembang dari kondisi geografis dan lingkungan di Tibet. Wilayah Tibet yang berbatu dan bergunung-gunung membuat penguburan di tanah sangat sulit. Sementara bahan bakar untuk kremasi sangat langka. Kondisi ini mendorong masyarakat Tibet untuk mencari cara lain dalam menangani jenazah. Di pegunungan tinggi yang sepi burung nasar menjadi bagian integral dari ekosistem. Dan secara alami mereka menjadi pilihan yang masuk akal untuk membantu proses penguraian tubuh. Memberikan tubuh kepada burung-burung ini. Di anggap sebagai cara untuk mengembalikan tubuh kepada siklus alam.

Pemakaman Langit juga di anggap sebagai wujud dari belas kasih dalam Buddhisme Tibet. Dengan memberikan tubuh kepada burung nasar keluarga yang di tinggalkan tidak hanya mengurangi beban di alam. Tetapi juga memberikan makanan kepada makhluk hidup lain. Ini adalah bentuk nyata dari ajaran Buddha tentang tidak menyakiti makhluk hidup. Dan selalu berusaha untuk membantu mereka. Tradisi ini kemudian di lestarikan dan terus di lakukan hingga sekarang. Meskipun dunia modern telah menawarkan metode lain untuk pemakaman.

Proses Ritual Sky Burial

Proses Ritual Sky Burial merupakan proses pemakaman tradisional yang di lakukan dengan penuh khidmat. Kegiatan ini di mulai setelah seseorang meninggal dunia. Di mana tubuh akan di biarkan dalam keadaan tenang di rumah selama beberapa hari. Hal ini di lakukan untuk memberi waktu bagi roh untuk meninggalkan tubuh. Dan untuk persiapan upacara pemakaman. Setelah periode ini tubuh di bersihkan. Dan di bungkus dengan kain putih melambangkan kemurnian. Kemudian tubuh di bawa ke lokasi pemakaman yang biasanya berada di puncak gunung atau dataran tinggi. Tempat yang di anggap suci dan dekat dengan langit.

Ragyapa memiliki peran penting dalam ritual ini. Karena dia yang akan membedah tubuh menjadi bagian-bagian kecil. Proses pemotongan di lakukan dengan hati-hati dan teratur. Mengikuti tata cara tradisional yang telah di wariskan dari generasi ke generasi. Setelah tubuh di potong bagian-bagian tersebut di biarkan di atas batu atau tanah terbuka. Dan burung nasar yang telah menunggu akan segera turun untuk memakan tubuh. Kehadiran burung nasar ini di anggap sebagai tanda yang baik. Karena mereka di yakini membantu membawa jiwa almarhum ke surga.

Selama burung nasar memakan tubuh para biksu atau anggota keluarga yang hadir. Biasanya akan mengucapkan doa-doa dan mantra-mantra. Memohon agar jiwa almarhum mencapai pencerahan dan kebebasan dari siklus kelahiran kembali. Setelah burung nasar selesai sisa-sisa tubuh yang tidak di makan. Seperti tulang akan di hancurkan menjadi serpihan kecil oleh Ragyapa. Dan kemudian di campur dengan tsampa tepung barley panggang. Untuk di berikan kembali kepada burung atau di biarkan menjadi satu dengan alam. Proses ini mencerminkan keyakinan bahwa tubuh harus kembali ke bumi. Dan memberi manfaat bagi makhluk hidup lainnya.

Membongkar Bodi Dalam Ritual Pemakaman Langit

Membongkar Bodi Dalam Ritual Pemakaman Langit. Merupakan salah satu tahapan paling krusial dan sarat makna dalam tradisi ini. Setelah tubuh di bawa ke lokasi pemakaman di puncak gunung atau dataran tinggi. Ragyapa memulai proses pembongkaran dengan membuka kain pembungkus. Dan mempersiapkan tubuh untuk di potong. Tubuh tersebut kemudian di potong menjadi beberapa bagian kecil dengan menggunakan pisau tajam. Setiap potongan di lakukan dengan presisi. Dan mengikuti tata cara yang telah di wariskan secara turun-temurun. Menjadikan proses ini sebagai ritual sakral dan penuh penghormatan.

Proses pembongkaran tubuh ini bertujuan untuk mempermudah burung nasar. Yang di sebut jangbu dalam memakan tubuh. Burung ini di anggap sebagai penghubung antara dunia fisik dan spiritual. Sehingga proses ini tidak hanya di lihat sebagai cara praktis untuk mengurai tubuh. Tetapi juga sebagai tindakan pengorbanan terakhir almarhum kepada alam. Kehadiran burung nasar dalam jumlah besar di anggap sebagai pertanda baik. Karena mereka di percaya membantu membawa jiwa almarhum menuju pencerahan di alam baka.

Setelah burung nasar selesai memakan daging dan jaringan lunak. Yang tersisa biasanya adalah tulang-tulang. Ragyapa kemudian menghancurkan tulang-tulang ini menjadi serpihan kecil dengan menggunakan palu. Tindakan ini memastikan bahwa tidak ada bagian tubuh yang tersisa. Sepenuhnya mengembalikan tubuh ke alam dan menyelesaikan siklus kehidupan. Membongkar bodi bukan hanya soal mempersiapkan tubuh secara fisik. Tetapi juga tentang melepaskan ikatan materi. Dan membantu jiwa mencapai kebebasan spiritual melalui Pemakaman Langit.